Hipotesis
PENGERTIAN HIPOTESIS
Margono (2004: 80) menyatakan
bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo
berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah
suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar
berstatus sebagai suatu tesis.
Mengenai pengertian hipotesis
ini, Nazir (2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis tidak lain dari jawaban
sementara terhadap permasalahan penelitian, yang kebenarannya harus diuji
secara empiris. Menurutnya, hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari
atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara
sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena
dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.
Maka dapat disimpulkan, Hipotesis
adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu
mungkin benar mungkin salah.
CIRI-CIRI
HIPOTESIS
Setelah hipotesis dirumuskan,
maka sebelum pengujian yang sebenarnya dilakukan, hipotesis harus dinilai
terlebih dahulu. Untuk menilai kelayakan hipotesis, ada beberapa kriteria atau
ciri hipotesis yang baik yang dapat dijadikan acuan penilaian. Menurut Nazir
(2005: 152) hipotesis yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Hipotesis harus menyatakan
hubungan.
Hipotesis harus
merupakan pernyataan terkaan tentang hubungan-hubungan antar variabel. Ini
berarti bahwa hipotesis mengandung dua atau lebih variabel-variabel yang dapat
diukur ataupun secara potensial dapat diukur. Hipotesis menspesifikasikan
bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan. Hipotesis yang tidak
mempunyai ciri di atas, sama sekali bukan hipotesis dalam pengertian metode
ilmiah.
2) Hipotesis harus sesuai dengan
fakta.
Hipotesis harus
cocok dengan fakta. Artinya, hipotesis harus terang. Kandungan konsep dan
variabel harus jelas. Hipotesis harus dapat dimengerti, dan tidak mengandung
hal-hal yang metafisik. Sesuai dengan fakta, bukan berarti hipotesis baru
diterima jika hubungan yang dinyatakan harus cocok dengan fakta.
3) Hipotesis harus berhubungan
dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan.
Hipotesis juga
harus tumbuh dari dan ada hubunganya dengan ilmu pengetahuan dan berada dalam
bidang penelitian yang sedang dilakukan. Jika tidak, maka hipotesis bukan lagi
terkaan, tetapi merupakan suatu pertanyaan yang tidak berfungsi sama sekali.
4) Hipotesis harus dapat diuji.
Hipotesis harus
dapat diuji, baik dengan nalar dan kekuatan memberi alasan ataupun dengan
menggunakan alat-alat statistika. Alasan yang diberikan biasanya bersifat
deduktif. Sehubungan dengan ini, maka supaya dapat diuji, hipotesis harus
spesifik. Pernyataan hubungan antar variabel yang terlalu umum biasanya akan
memperoleh banyak kesulitan dalam pengujian kelak.
5) Hipotesis harus sederhana.
Hipotesis harus
dinyatakan dalam bentuk yang sederhana dan terbatas untuk mengurangi timbulnya
kesalahpahaman pengertian. Semakin spesifik atau khas sebuah hipotesis
dirumuskan, semakin kecil pula kemungkinan terdapat salah pengertian dan
semakin kecil pula kemungkinan memasukkan hal-hal yang tidak relevan ke dalam
hipotesis.
6) Hipotesis harus bisa
menerangkan fakta.
Hipotesis juga
harus dinyatakan daam bentuk yang dapat menerangkan hubungan fakta-fakta yang
ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian yang dapat dikuasai. Hipotesis
harus dirumuskan sesuai dengan kemampuan teknologi serta keterampilan menguji
dari si peneliti.
Secara umum, menurut Nazir
(2005: 153) hipotesis yang baik harus mempertimbangkan semua fakta-fakta yang
relevan, harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam yang telah
diciptakan Tuhan. Hipotesis harus dapat diuji dengan aplikasi deduktif atau
induktif untuk verifikasi. Hipotesis harus sederhana.
KEGUNAAN
HIPOTESIS
Dalam penelitian, hipotesis
merupakan hal yang sangat berguna. Terkait dengan hal itu, Furchan (2004: 115)
mengungkapkan kegunaan hipotesis penelitian, yaitu:
1) Hipotesis memberikan penjelasan
sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam
suatu bidang
Untuk dapat sampai
pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, orang harus
melangkah lebih jauh daripada sekedar mengumpulkan fakta-fakta yang berserakan,
untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada di antara fakta-fakta itu.
Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan memberikan arah dan mengemukakan
penjelasan-penjelasan. Karena hipotesis itu dapat diuji dan divalidasi (diuji
keshahihannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat membantu kita
memperluas pengetahuan.
2) Hipotesis memberikan suatu
pernyataan hubungan yang berlangsung dapat diuji dalam penelitian.
Pertanyaan tidak
dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan,
tetapi hanya hubungan antara variabel-variabel sajalah yang dapat diuji.
Misalnya, orang
tidak akan menguji pertanyaan “Apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan
peningkatan hasil belajar secara nyata?” Akan tetapi orang dapat menguji
hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut: “Komentar guru terhadap
hasil pekerjaan murid menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara
nyata”. Atau yang lebih spesifik lagi, “Skor hasil belajar siswa yang menerima komentar
guru atas pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi daripada skor siswa yang
tidak menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya”. Selanjutnya
orang dapat meneliti hubungan antara kedua variabel itu, yaitu komentar guru
dan prestasi siswa.
3) Hipotesis memberikan arah
kepada penelitian.
Hipotesis merupakan
tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang
diperlukan guna menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana, hipotesis
menunjukkan kepada peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta-fakta yang harus
dipilih dan diamati adalah fakta yang ada hubungannya dengan pertanyaan
tertentu. Hipotesislah yang menentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis
dapat memberikan dasar bagi pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang harus
dipakai.
4) Hipotesis memberikan kerangka
untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan
Hipotesis akan
sangat memudahkan peneliti kalau ia mengambil setiap hipotesis secara terpisah
dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis itu. Artinya, peneliti
dapat menyusun bagian laporan tertulis ini di seputar jawaban-jawaban terhadap
hipotesis semula, sehingga membuat penyajian itu lebih berarti dan mudah
dibaca.
JENIS-JENIS
HIPOTESIS
Untuk membedakan jenis-jenis
hipotesis, mengutip pendapat Nazir (2005: 153-154) yang menyatakan bahwa
hipotesis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, dan tergantung dari
pendekatan dalam mebaginya. Menurut beliau, hipotesis dapat dibagi sebagai
berikut:
1) Hipotesis Hubungan dan
Perbedaan
Hipotesis dapat
kita bagi dengan melihat apakah pernyataan sementara yang diberikan adalah
hubungan atau perbedaan. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan
yang menyatakan tentang saling berhubungan antara dua variabel atau lebih, yang
mendasari teknik korelasi ataupun regresi. Sebaliknya, hipotesis yang
menjelaskan perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu disebabkan
oleh adanya pengaruh variabel-variabel yang berbeda-beda. Hipotesis ini
mendasari teknik penelitian komparatif. Hipotesis tentang hubungan dan
perbedaan merupakan hipotesis hubungan analitis. Hipotesis ini, secara analitis
menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat yang lain.
2) Hipotesis Kerja dan Hipotesis
Nul
Dengan melihat cara
pandang seorang peneliti menyusun pernyataan dalam hipotesisnya, hipotesis
dapat dibedakan antara hipotesis kerja dan nul. Hipotesis nul, diformulasikan
untuk ditolak sesudah pengujian. Dalam hipotesis nul ini, selalu ada implikasi
“tidak ada beda”. Perumusannya bisa dalam bentuk: “Tidak ada beda antara …..
dengan …..” Hipotesis nul dapat juga ditulis dalam bentuk: “….tidak mem….” Hipotesis
biasanya diuji dengan menggunakan statistika. Seperti telah dinyatakan di atas,
hipotesis nul biasanya ditolak. Dengan menolak hipotesis nul, maka kita
menerima hipotesis pasangan, yang disebut hipotesis alternatif. Hipotesis nul
biasanya digunakan dalam penelitian eksperimental.
Hipotesis kerja, di
lain pihak, mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif di dalamnya.
Hipotesis kerja biasanya dirumuskan sebagai berikut: “Andaikata…… maka……” Hipotesis
kerja biasanya diuji untuk diterima dan dirumuskan oleh peneliti-peneliti ilmu
sosial dalam disain yang noneksperimental. Dengan adanya hipotesis kerja, si
peneliti dapat bekerja lebih mudah dan terbimbing dalam memilih fenomena yang
relevan dalam rangka memecahkan masalah penelitiannya.
3) Hipotesis tentang ideal vs
common sense
Hipotesis acapkali
menyatakan terkaan tentang dalil dan pemikiran bersahaja dan common sense (akal
sehat). Hipotesis ini biasanya menyatakan hubungan keseragaman kegiatan
terapan. Contohnya, hipotesis sederhana tentang produksi dan status pemilikan
tanah, hipotesis mengenai hubungan tenaga kerja dengan luas garapan, hubungan
antara dosis pemupukan dengan daya tahan terhadap insekta, hubungan antara
kegiatan-kegiatan dala industri, dan sebagainya.
Sebaliknya,
hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks dinamakan hipotesis jenis
ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan logis antara
keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Hipotesis ideal adalah peningkatan
dari hipotesis analitis. Misalnya, tentang hubungan jenis tanaman A dengan
jenis tanah A dan jenis tanaman B dengan jenis tanah B. Jika kita perinci
hubungan ideal di atas, misalnya mencari hubungan antara varietas-varietas
tanaman A saja, maka kita memformulasikan hipotesis analitis.
sumber:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
indrinovii. Diberdayakan oleh Blogger.
- Gunadarma University
- Baak Online
- StaffSite Universitas Gunadarma
- StudentSite Gunadarma
- Virtual Class Universitas Gunadarma
- LePKom Gunadarma
- iLab Gunadarma
- Laboratorium Fisika Gunadarma
- Lab Manajemen Lanjut Gunadarma
- UG Conference
- Perpustakaan Universitas Gunadarma
- FIKTI Universitas Gunadarma
- UG Knowledge Based portal
news Studentsite
kamu pengunjung ke-
follow blog aku yaa :)
Facebook ku :)
AUXILIARY 2010
Full TAW ISE
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos and videos from iin.indrinoviyanti. Make your own badge here.
0 komentar:
Posting Komentar