Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah
metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Faktor – faktor penalaran deduktif :
1) Pembentukan
Teori
2) Hipotesis
3) Definisi
Operasional
4) Instrumen
5) Operasionalisasi
Contoh Kalimat Deduktif
1) Burung
adalah hewan berkaki dua (premis minor)
2) Semua
burung bisa terbang (kesimpulan)
3) Burung
adalah hewan (premis mayor)
Variabel pada penalaran deduktif
1. Silogisme
Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang
terjadi dari tiga proposisi. Silogisme kategorial disusun berdasarkan
klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris.
Konditional hipotesis yaitu : bila
premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila
minornya Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang
mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis
yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Rumus :
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan
(K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan
predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut
term minor.
Contoh :
1) Semua
buruh adalah manusia pekerja
2) Semua
tukang batu adalah buruh
3) Jadi,
semua tukang batu adalah manusia pekerja.
Kaedah- kaedah dalam silogisme
kategorial adalah :
§ Silogisme
harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
§ Silogisme
terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
§ Dua premis
yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
§ Bila salah
satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
§ Dari
premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
§ Dari dua
premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
§ Bila
premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
§ Dari
premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
2. Silogisme
Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang
terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Menurut Parera (1991: 131)
Silogisme hipotesis terdiri atas
premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Akan tetapi premis mayor bersifat
hipotesis atau pengadaian dengan “ jika …” konklusi tertentu itu terjadi, maka
kondisi yang lain akan menyusul terjadi. Premis minor menyatakan kondisi
pertama terjadi atau tidak terjadi.
3. Silogisme
Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
Atau
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
Atau
Premis Mayor: Ayah ada di kantor atau di rumah
Premis Minor: Ayah ada di kantor
Konklusi: Sebab it, ayah tidak ada di rumah.
4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya
premis minor dan simpulan.
Entimen atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di
dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap,
tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan
dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam
penggunaan yang lebih luas, istilah "enthymeme" kadang-kadang
digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain
silogisme.
Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah
"retorik silogisme" adalah bertujuan untuk pembujukan yang
berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk
pada demonstrasi. Kata lainnya, entimem merupakan silogisme yang diperpendek.
Sumber
:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
indrinovii. Diberdayakan oleh Blogger.
- Gunadarma University
- Baak Online
- StaffSite Universitas Gunadarma
- StudentSite Gunadarma
- Virtual Class Universitas Gunadarma
- LePKom Gunadarma
- iLab Gunadarma
- Laboratorium Fisika Gunadarma
- Lab Manajemen Lanjut Gunadarma
- UG Conference
- Perpustakaan Universitas Gunadarma
- FIKTI Universitas Gunadarma
- UG Knowledge Based portal
news Studentsite
kamu pengunjung ke-
follow blog aku yaa :)
Facebook ku :)
AUXILIARY 2010
Full TAW ISE
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos and videos from iin.indrinoviyanti. Make your own badge here.
0 komentar:
Posting Komentar