SAHABAT LEBIH INDAH

Bangun tidur aku langsung membuka jendela. Menghirup udara pagi yang sangat sejuk. “Pagiii Jogjaaa…” teriakku bersemangat. Hari ini hari terakhir Liburanku di Jogja. Dan nanti sore aku sudah harus pulang ke Jakarta melanjutkan rutinitasku. “Sssttt.. (mendesis) Jangan berisik ah. Masih pagi tauu..”, suara Nadia membuat aku sedikit kaget. Dia adalah sahabatku yang tidur satu kamar denganku. Kami berdua berlibur ke Jogja sekaligus menemui sahabat kami Aga yang kuliah di Jogja. Aga juga yang akan menjadi tour guide kami selama di sini. Aku terdiam. Memandangi pemandangan dari jendela. “Jogja memang indah”, gumanku.

     “Tok..tok..tok (mengetuk pintu) Nov, Nad kalian udah pada bangun belum?”, suara dari serbang pintu membuyarkan lamunanku. “Aga ya? Sebentar ya?”, jawabku menuju pintu. “Kita berangkat jam 10 ya? Kalian sarapan dulu gih. Aku jemput Icha dulu ya”. “Oh, oke”, jawabku kurang bersemangat. Aku memang kurang menyukai Icha, pacarnya Aga. Bukan karena aku juga menyukai Aga. Tapi entah mengapa aku melihat Icha tidak sebaik yang Aga ceritakan pada kami. Nadia juga bilang seperti itu.

     Hari ini tujuan kita ke Candi Borobudur. Aga terlambat 2 jam dari perjanjian kami sebelumnya. Aku dan Nadia tidak tahu mengapa dia terlambat. Entah karena sesuatu hal. Atau mungkin karena Icha. Bukan maksudku berburuk sangka padanya. Tapi sepengelihatanku Icha itu sangat manja. Kami tidak mau merusak rencana kami semula dengan membahas masalah ini. Jadi kami hanya diam dan duduk manis didalam mobil Aga.

     Di Borobudur kami justru merasakan lagi seperti dua hari sebelumnya. Mereka berdua justru malah sibuk sendiri. Aku pun berusaha tetap have fun dengan Nadia. Saat makan siang kami hanya bertiga. Kata Aga, Icha ada keperluan dengan Ibunya dan dia pulang duluan. Tumben Icha mau pulang sendiri. Biasanya dia selalu meminta Aga menemaninya kemana pun dia pergi. Saat makan siang, Nadia berbicara dengan Aga mengenai Icha. Tapi Aga bersikeras membela Icha. Nadia memang sedikit emosional saat ini. Apalagi liburan kami yang ingin bersama Aga jadi gagal total gara-gara Icha selalu berduaan dengan Aga tanpa memperdulikan kami. Aku pun hanya diam tanpa berkomentar apapun. Aku tidak ingin membuat suasana semakin runyam.

     Awalnya kami bertujuan ke Malioboro untuk berbelanja dan membeli oleh-oleh. Tapi karena waktu sudah menjelang sore, kami merubah tujuan kami menjadi mall Ambarrukmo. Tidak kami sangka justru ke mall adalah pilihan terbaik. Disana kami bertemu Icha dengan seorang laki-laki yang tidak berbeda jauh umurnya dengan kami. Terjadilah perang hebat antara Aga dengan Icha. Aku dan Nadia pun tidak heran melihat kelakuan Icha saat tak bersama Aga.

     Sampai dihotel jam 4 sore, sedangkan kami akan pulang ke Jakarta jam 6. Nadia sudah membereskan pakaiannya sejak semalam. Sedangkan aku karena kecapean malah ketiduran dan tak sempat membereskan pakaianku. Nadia keluar kamar. Entah mau kemana dia. Mungkin mau menikmati suasana Jogja sebelum kami pulang.

     Jam 5 kami check out dari hotel dan menuju stasiun. Suasana hening sekali. Tidak seperti saat kami SMA yang selalu berisik kapan pun dan dimana pun. Pikiranku melayang memikirkan Aga. Aga pasti sangat kecewa dengan kelakuan Icha. Seandainya aku adalah pacarnya Aga. Aku tidak akan pernah mengkhianatinya. Icha sungguh kelewatan. Aga kurang apa lagi? Aga sudah sangat sabar menghadapi kemanjaan Icha. Tapi, kenapaa…

     Mobil berhenti. Kami sudah sampai di Stasiun Tugu. Di peron stasiun, Aga mengajakku berbicara sebentar tanpa Nadia.

     “Nov, apa benar kamu sayang sama aku?”, suara Aga memulai pembicaraan kami. Aku terdiam. Apa yang dibicarakan Aga saat ini benar-benar membuatku kaget. Apa maksud kata sayang yang dia bicarakan? “Yaa aku sayanglah sama kamu. Kamu kan sahabat aku.”,jawabku dengan nada bercanda. “Maksud ku sayang seorang wanita terhadap seorang pria”. Hmm,, aku mengerti maksudnya. Tapi, apa aku berani mengutarakan perasaan ku? Perasaan yang kupendam sejak SMA. Mungkinkah sekarang waktunya aku mengutarakan perasaanku? Ku tarik nafas sejenak. “Iya. Aku sayang sama kamu sejak pertama kita bertemu. Dan sampai sekarang perasaan itu masih sama. Maaf, aku tidak bisa mengutarakannya padamu selama ini.”, ucapku perlahan. “Aku sudah mendengarnya dari Nadia. Maaf kalau aku tidak menyadari tentang perasaanmu”. “Tidak apa-apa. Aku memang sayang padamu. Bukan karena aku sahabatmu lalu aku bisa memaksakan perasaanmu padaku. Kamu berhak menyukai orang lain termasuk Icha”. “Aku masih shock atas kejadian tadi”. “Aku mengerti. Kamu pasti bisa mendapatkan wanita yang lebih baik daripada Icha (memegang pundak Aga)”. “Udah deh jangan bahas Icha lagi”, suara Nadia mengangetkan kami. Dia muncul tiba-tiba seperti hantu.

     Suara petugas stasiun mengagetkan kami yang sedang asik ngobrol di peron. “Kereta nya udah datang tuh.”, kata Aga menutup perbincangan kami. Ku lambaikan tangan pada Aga dari jendela kereta. Nadia pun begitu.  Dalam hati aku mensyukuri hari ini. Walaupun liburanku tidak se-seru yang aku bayangkan..


-Terima kasih sahabatku. Aku sayang kalian. J                                                                                                                Aku sayang kamu, Aga. Aku tetap bahagia walaupun hanya jadi sahabatmu. Terima kasih J-





0 komentar:

Posting Komentar

indrinovii. Diberdayakan oleh Blogger.

news Studentsite

kamu pengunjung ke-

follow blog aku yaa :)

AUXILIARY 2010

AUXILIARY 2010

Full TAW ISE

Full TAW ISE
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos and videos from iin.indrinoviyanti. Make your own badge here.